Manajemen Beban

4.1 Definisi dari Manajemen Beban
Manajemen beban adalah pengendalian penggunaan energy listrik atau bentuk lain dengan mengurangi atau mengoptimalkan jumlah pemakain tersebut dan tingkat penggunaan tersebut (permintaan).
Dalam kasus system tenaga listrik, dilayani oleh utilitas atau generasi system pribadi atau keduanya, penggunaan energy listrik dalam kilowatthours (kWh), penggunaan energi reaktif dalam kilovarhours (kvarh), daya nyata didefinisikan dalam kilowatts (kW), daya semu didefinisikan dalam kilovoltamperes (kVA), daya reaktif didefinisikan dalam kilovars (kvar), factor tenaga (biasanya penalty), dan factor beban adalah item yang harus dikendalikan atau dikelola. Sebagai pendekatan umum, item-item yang dapat ditagih atua memiliki biaya-dikendalikan adalah mereka yang dimasukkan ke dalam system manajemen energi.
Item yang paling sering dikendalikan adalah permintaan listrik, karena hal itu adalah yang paling rentan terhadap penghematan dalam jangka pendek. Permintaan listrik, sering mewakili, dalam bagian, biaya pembangkitan tambahan untuk utility. Ini biasanya item yang memiliki biaya relative tinggi. Puncak permintaan dapat memperkenalkan biaya tinggi yg tidak normal untuk seluruh biaya penagihan (biasanya dalam bulanan), atau dalam kasus ketentuan berkelanjutan, untuk banyak periode.
Kebanyakan orang nyaris mendefinisikan manajemen beban sebagai control permintaan, tetapi seroang teknik yang baik mendikte control dari penggunaan listrik 24 jam per hari dan 365 hari per tahun. Konsep ini membutuhkan beban pembatasan bahkan saat waktu penggunaan terendah dari siklus beban pembangkit
 Kontrol energi merupakan pengurangan didalam jumlah keseluruhan penggunaan kWh atau kadang-kadang kVA. kontrol Energi yang paling sering dilakukan dengan metodologi control permintaan; bagaimanapun, penumpahan beban otomatis, pengurangan tingkat pencahayaan, control waktu dari penggunaan energy peralatan dan perlengkapan, dan control parameter interaktif menentukan tingkat pengeluaran (penggunaan thermostat sebagai contoh sederhana) adalah pendekatan yang paling umum untuk mengendalikan energi. Berbeda dengan control permintaan, satu-satunya waktu dapat diketahuinya kelebihan energi adalah saat tagihan utility diterima dan dianalisis-mungkin seminggu atau sebulan setelah kejadian
penerapan dari konsep manajemen beban membutuhkan pengetahuan tingkatan utility, pengauditan, dan pengukuran sebaik pengetahuan dasar dari proses dan beban yang sedang dikendalikan.
4.2 Teknik Kontrol Permintaan
Pemotongan puncak tenaga tanpa mengorbankan kualitas atau kuantitas produksidan pelayanan dasar dari segi esensi pengendalian permintaan.

Prinsip dasar dari control permintaan sangatlah sederhana. Perlu untuk mementukan diwaktu yang mana dalam sehari dan dihari apa terjadinya puncak dan kemudian menentukan beban yang mana yang digunakan saat itu. Selanjutnya, besarnya beban harus ditentukan dan keputusan harus dibuat untuk menentukan operasi mana yang dapat dikurangi atau ditangguhkan untuk mengurangi puncak permintaan dan tagihan listrik. Yang selanjutnya adalah menggambarkan berbagai jenis sarana yang efektif untuk permintaan pengendalian pembangkit.