Proposal Pembangunan jaringan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) 20kV


PEMBANGUNAN JARINGAN SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 20 kV

PROPOSAL
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Perancangan dan Instalasi Jaringan Distribusi Tenaga Listrik
yang dibina oleh Bapak Sujito



Oleh:
Bagus Rizal Setiawan             110534406861
Endah Setyo Wardani             110534406841
Erza Diego Fahrureza             110534406839






UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
APRIL 2014



KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan proposal yang berjudul Perencanaan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) 20kVtepat pada waktunya.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah banyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan proposal ini. Serta kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan proposal ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Akhir kata semoga proposal ini dapat diterima. Kami menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusun maupun materinya. Kritik dan saran dari sangat kami harapkan untuk penyempurnaan proposal.


Malang, April 2014


Penyusun


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kebutuhan akan tenaga listrik selalu bertambah, tenaga listrik dibutuhkan untuk menunjang pembangunan dan mendorong kemajuan masyarakat. Dimana kita bangsa Indonesia telah memasuki dan menuju era industrialisasi. Listrik merupakan faktor penting guna mewujudkan masyarakat adil dan makmur untuk disegala bidang baik itu bidang sektor pembangunan perekonomian, pendidikan, dan bidang teknologi.
Semakin pesatnya pertumbuhan penduduk, maka kebutuhan energi listrik juga semakin meningkat, salah satunya di sekitar perumahan yang masih belum terjangkau oleh jaringan distribusi tenaga listrik, sedangkan daerah tersebut sangat berpotensi akan kebutuhan energi listrik, hal ini terbukti permohonan permintaan masyarakat untuk pembangunan pemasaugan jaringan energi listrik didaerah tersebut dengan calon konsumen ± 430 perumahan dan diperlukan pembangunan fisik jaringan saluran udara sepanjang ± 40 km.
Tantangan terbesar yang dihadapi PT.PLN adalah bagaimana cara untuk menjaga keseimbangan antara ketersediaan listrik dengan kebutuhan listrik yang terus menerus dan menuntut peningkatan. Sehingga dibutuhkan pemikiran bagaimana menyediakan energi listrik untuk masa mendatang bagi konsumen. Pertambahan permintaan energi listrik yang terus meningkat, menimbulkan jumlah energi listrik meningkat dan kemampuan penyaluran energi listrik melalui konduktor semakin bertambah, dalam penyaluran energi listrik kepada konsumen tersebut dapat dilakukan melalui jaringan SUTM
B.Tujuan
Tujuan pembangunan jaringan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) :
1.    Menyalurkan energi listrik kepada konsumen
2.    Menyediakan energi listrik kepada konsumen

BAB II
PERENCANAAN PEMBANGUNAN


A.    Ide Pokok
Suatu sistem tenaga listrik biasanya terbagi atas tiga bagian utama, yaitu pusat pembangkit, saluran transmisi, dan distribusi. Pusat-pusat pembangkit listrik ada beberapa macam meliputi: PLTA, PLTU, PLTD, PLTG dan lain-lain, tenaga listrik yang dibangkitkan kemudian disalurkan melalui sistem penyaluran distribusi tenaga listrik dari pusat pembangkit kepusat kepusat beban.
Setelah melewati saluran transmisi maka tenaga listrik akan memasuki Gardu Induk (GI), disini tegangannya diturunkan dengan trafo penurun tegangan (step down transformer) menjadi tegangan distribusi primer dengan besarnya adalah 20 kV, dan 6 kV. Setelah melewati saluran distribusi primer tenaga listrik diturunkan lagi tegangannya oleh trafo distribusi menjadi tegangan rendah dengan tegangan 380/220 Volt atau 220/127 Volt sebagai Jaringan Tegangan Rendah (JTR) dan kemudian disalurankan ke konsumen dengan Sambungan Rumah (SR). (SPLN 72: 1987)
Sistem distribusi tenaga listrik berfungsi mendistribusikan tenaga listrik dari Gardu Induk ke pusat-pusat beban. Komponen-komponen sistem distribusi terdiri dari : jaringan subtransmisi, Gardu Induk distribusi, Penyulang Utama (primari feeder), Trafo distribusi, Jaringan sekunder dan Sambungan pelayanan, Pentanahan
B.     Konstruksi Tiang Saluran Udara 20 kV
Desain komponen-komponen konstruksi utama jaringan distribusi saluran udara tegangan menengah dalam penyaluran tenaga listrik yang aman perlu memperhatikan keamanan sesuai standar secara elektris dan mekanis ini dapat ditekan dari kebutuhan beban atau daya tenaga listrik yang akan disalurkan, komponen - komponen utama konstruksi jaringan distribusi dapat dihitung dengan mempertimbangkan keadaan kondisi dan lokasi tempat, sehingga dapat menentukan kebutuhan komponen konstruksi antara lain :
1.      Tiang Sangga
Tiang sangga atau tiang listrik pada jaringan distribusi digunakan untuk penopang saluran jaringan distribusi sistem jaringan udara yang biasa berupa tiang besi dan tiang beton bulat, tiang tersebut mempunyai standar berbentuk tabung bagian atas tertutup dengan memotong bagian yang tampak. (SPLN 1997) adalah :
a.         Panjang keseluruhan : 9,11, dan 13 meter.
b.        Tinggi diukur dari permukaan tanah 7,5 mtr, 9,2 mtr, dan 11 meter
c.         Beban kerja 10 cm dibawah puncak tiang : 200 daN, 350 daN , 500 daN, 800 daN dan 1200 daN .
Pada dasarnya karakteristik utama tiang besi dan tiang beton adalah sama, perbedaan hanya pada bentuk tiangnya saja. Keuntungan dan kerugian tiang berdasarkan bahannya dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel. 2.1. Karekteristik Utama Tiang Besi dan Tiang Beton

1.      Ukuran Tiang Penyangga
Hal-hal yang harus diperhatikan mengenai ukuran tiang listrik menurut Gupta (1996:103) adalah:
a.         Tinggi tiang, yang tergantung pada ukuran tegangan sistem
b.        Kedalaman pondasi tiang, yang tergantung pada kondisi tanah setempat
Jarak antara tiang (span), yang tergantung pada kepadatan beban sesuatu daerah pelayanan, jenis kawat penghantar dan ketinggian tiang
A.      Analisis Data dan Perhitungan Kebutuhan
1.      Data Analisa tegangan dan regulasi
Untuk menghitung drop tegangan dan regulasi tegangan jaringan digunakan analisis Kirchoff dengan menghitung data - data yang didapatkan sbb :
a.         Single line diagram
b.        Jenis dan ukuran kawat penghantar yang akan digunakan adalah AAAC dengan luas penampang 70 mm2. Untuk menetukan resistansi dan reaktansi jaringan dihitung berdasarkan tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 2.3. Karakteristik Listrik AAAC.
Luas Penampang Nominal (mm2)
Jumlah Kawat
Diameter Penghantar Nominal (mm2)
Resistansi (Ohm)
Reaktansi (Ohm)
35
7
7,5
0,958
0,378
70
19
11,25
0,438
0,349
95
37
12,50
0,380
0,344
150
37
15,75
0,225
0,327
240
61
20,25
0,139
0,311
SPLN 41-8:1981

a.         Data panjang jaringan, resistansi dan reaktansi kawat panghantar jaringan distribusi primer seperti yang tercantum pada tabel 4.3 berikut :
Tabel 2.4. Daftar Resistansi dan Reaktansi Feeder
Luas Penampang Nominal (mm2)
Panjang Saluran Nominal (km)
Resistansi (Ohm/km)
Reaktansi (Ohm/km)
35
0
0
0
70
73
31,974
25,477
95
0
0
0
150
0
0
0
Total
73
31,974
25,477
SPLN 41-8:1981
b.        Panjang penghantar utama (main feeder) pada feeder adalah 48 km, jenis kawat penghantar yang digunakan adalah AAAC dengan luas penampang 70 mm2 seperti yang tertera pada tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 2.5. Resistansi dan Reaktansi saluran utama Feeder
Lokasi
Panjang Saluran (km)
Resistansi (Ohm/km)
Reaktansi (Ohm/km)
Perumahan dan Industri
48
21,024
16,752
SPLN 41-8:1981
c.         Data beban harian diambil satu data yang memiliki data arus beban tertinggi dan satu data dengan arus beban terendah, yaitu pada bulan Jnuari 2011 , Data tersebut dicatat langsung pada Perumahan dan Industri.

1.      Perhitungan Impedansi Jaringan
Z = ( R + j X )   Ω
Sebagai contoh, diambil perhitungan impedansi jaringan dari titik 1 ke titik 2 dengan panjang jaringan 1,75 km ( Terlampir )