Adventure in Sempu Island

   Hidup memanglah sangat berarti apalagi bila hidup itu tidak berada sendiri, dan disinilah kami manusia ababil yang sedang mengarungi kebebasan dari penat kehidupan dikampus. Tak ada alasan buat kami untuk mencari kebebasan itu sendiri, karena bagi kami kebebasan itu milik bersama. Tak ada yang bisa mengartikan sebuah kebebasan sebelum mereka mengarunginya, tak akan ada kebebasan yang berarti bila hanya berada sendiri dalam ceritanya.
  Hidup itu singkat teman, gk ada yang namanya tak berarti disetiap hembusan napas ini. Pulau sempu adalah petualangan kebebasan kami untuk memusnahkan virus penat Entah bagaimana semua bisa terjadi, tapi inilah takdir, sesuatu yang telah direncanakan oleh-Nya. Tujuan utama kami  adalah sebuah pantai indah nan terkenal di pulau sempu yang bernama "Segara Anakan", petualangan ini kita mulai dari sebuah niat untuk menikmati liburan dan menikmati masa-masa bersama dengan sahabat atau mungkin saja bisa lebih.

  Pulau sempu adalah pulau yang belum terjamah oleh teknologi manusia, lebih jelasnya sinyal handphone dari operator terkenal masih belum sampai menyenggol handphone milik kita. Banyak terdapat pepohonan yang masih terlihat rimbun dan masih belum banyak manusia yang mengeksplorasinya dengan demikian pulau sempu masih berupa hutan belantara dengan banyak teka-teki binatang yang terdapat didalamnya. Apabila kita sedang sial, bisa saja kita menemukan babi hutan atau oleh penduduk sana dijuluki celeng atau mungkin kita bisa berjumpa dengan ular dan sekawannya. Untuk bisa menikmati keindahan pulau sempu, terlebih dahulu kita membaya biaya perijinan sebesar Rp. 50.000,- dan untuk menyewa perahu sebagai penyabrangannya kita cuman diknakan biaya Rp. 100.000,- dimana satu buah perahu dapat menampung maksimal 11 penumpang sekaligus operator perahunya.
  Perjalanan kita mulai dari Universiitas Negeri Malang tepatnya di gerbanga Jalan Semarang dan tujuan kita pertama adalah dermaga kecil yang bernama sendang biru hanya dibutuhkan waktu sekitar kira-kira 2jam saja,  mengapa kita ke dermaga? karena telah dijelaskan tadi pulau sempu adalah pulau terpencil yang masih jarang manusia menjamahnya dengan demikian untuk menuju pulau sempu dibutuhkan perahu atau kapal sebagai media penyabrangan. Sungguh indah nian terlihat pemandangan disekitar pulau sempu, masih sedikit sampah yang mengapung di perairannya.

  Hanya butuh waktu 10 menit saja agar kita bisa sampai menuju pulau sempu menggunakan perahu. Awal mula sampainya kami di pulau sempu, kami telah disambut oleh jejeran pohon bakau yang masih tumbuh subur dan asri juga hutan yang akan kami lalui agar sampai ke segara anakan. Memang sulit sebuah perjalanan di hutan karena jalur yang menuju tempat tujuan kami belum tentu benar.Begitu yang seperti kami alami, kesalahan fatal kami yaitu tidak menjadi pendengar yang baik karena telah lupa dengan arahan dari nelayan. Perjalanan kami yang berharap sampai tujuan tempat yang kami inginkan akhirnya sampai pada tempat yang misterius, awalnya kami kira itu adalah pantai yang kami tuju karena sama-sama memiliki pemandangan sebuah pantai, berhubung kami disana sudah jam 18.00 WIB. kami akhirnya beristirahat sebentar dan membangun tenda untuk tempat tidur nanti malam. Sebagian dari kami yaitu para wanita ditugaskan untuk menyiapkan makanan untuk para Pria yang sedang bekerja. Malam yang sebenarnya sangat sepi dan hening kkami ubah menjadi sangat ramai oleh candaan dan keraimaian pengunjung misterius di pantai itu yaitu kami sendiri.

   Beberapa jam kemudian kami menyadari bahwa tempat yang kami tempati sebagai tempat istirahat sementara ini adalah pantai dengan ombak yang besar. Dengan  begitu bisa kapan-kapan saja ombak akan mengmpiri kami dan menghanyutkan barang bawaan kami. Oleh karena itu setiap malam harus ada yang bersedia menjadi penjaga pantai untuk berjaga-jaga siapa tau akan datang ombak yang besar. Waktu demi waktu berlalu samapai sang mentari menampakkan sinarnya dan menerangi kami dipagi hari, syukur nikmat tak henti-henti kami ucapkan atas segala ciptaan-Nya yang begitu indah dipandang oleh mata dan dirasakan dalam pikiran.
  Tak ada rotan,akar pun jadi itulah semboyan yang cocok buat kami karena lebih menikmati pantai yang asing ini daripada pantai tujuan kami, berhubung hanya kami sendiri pengunjung dipantai ini maka pantai ini serasa milik kammi sendiri dan kami bisa bebas semaunya. Banyak keceriaan yang terjadi dipantai ini, kami serasa bisa menghilangkan penat yang sering tumbuh dipikiran kami dan dengan ini semakin eratlah persahabatan kami.



 Dan inilah kami mahasiswa ababil yang sedang menikmati hidupnya untuk kebebasan dan menghilangkan penat suasana perkuliahan,(writer by: Bagus Rizal Setiawan) (Suport Picture by : Patria Bagas Wiranda & Sufa Rizqi Akbar) & Thanks to PTE off B 2011


7 komentar

Semangat untuk menulis..................

Reply

aacciiiiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa............melu aaahh meluuu..........
curhatan iki hoo :D

Reply

opo seh php iki :O

Reply

go selanjutnya lombok island

Reply